aku dan dia sebelumnya tinggal dikota yang berbeda, saat aku berkunjung ke kotanya, dimana nenekku juga tinggal dikota itu, aku mulai memperhatikannya, entah pada pertemuan keberapa hatiku jatuh padanya, pertemuan yang aku rencanakan sendiri, pertemuan yang hanya aku sendiri yang menyadari.
Sampai suatu hari aku tidak lagi mampu memendam perasaan ini, aku mencari tau tentangnya lewat sosial media. ya, Facebook. disitulah awal langit biruku mulai gelap.
Awalnya aku pikir semua akan berjalan dengan lancar, dengan baik-baik saja. iya, memang awalnya berjalan seperti yang aku harapkan, sampai tiba saat dimana orang-orang mulai mengetahui kedekatan kami. bukan aku atau dia yang salah, tapi ada orang dibalik itu semua, orang yang dengan sengaja mencari tahu ada apa diantara kami, orang yang tidak punya hati dengan sengaja membeberkan kedekatan kami. karena kejadian itu lah semuanya berantakan, dia mulai menjauh, dia mulai tidak perduli, bahkan dia seperti kesal padaku. tapi aku tidak mengerti kenapa sikapnya berubah, apakah dia malu ketika orang-orang tau tentang kedekatan kami. aku pikir jika aku dan dia memiliki perasaan yang sama, tidak akan berakhir seperti ini. pasti kami masih sama-sama berjuang. tapi entahlah... hanya dia yang tau.
Jujur aku sangat kecewa pada orang itu, kesal, benci, marah. tentu saja itu semua aku pendam sendiri, karena orang itu tinggal serumah denganku, dia bagian dari keluarga besarku. sampai saat ini aku belum bisa sedikitpun memaafkan orang itu, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Oke ini bukan tentang orang itu (orang yang tidak ingin aku sebut namanya, bahkan saat aku menulis ini), ini tentang dia.
Sekarang jarak semakin membentang diantara kami, sementara rasa ini semakin tak bisa terelakkan, semakin besar. Semua menjadi lebih sulit karena saat ini kami tinggal berdekatan, semakin sulit untuk aku melupakannya.
Ketahuilah kamu, kadang aku memang terlihat seperti sudah tak peduli padamu, sudah tak berharap lagi padamu. aku memang sudah lelah, tapi aku (masih) memperhatikanmu dari jauh, tanpa kamu tau, memperhatikanmu dibalik jendela rumahku, aku menunggumu keluar rumah. bahkan aku hafal suaramu, suara deru mesin motormu, suara pagar rumahmu, dan suara orang-orang dirumahmu. bodoh ya.... mungkin kamu menganggapku aneh, tapi itu tidak kulakukan secara sengaja, itu terjadi karena aku sering memperhatikanmu dan sekitarmu.
Begitu sakit saat ini. menahan rindu yang hanya aku yang merasakan. Menunggu sesuatu yang tidak pasti aku dapatkan.
Maaf aku sudah mencintaimu selama ini, maaf untuk membuat hidupmu terusik, dan terganggu. mungkin ini juga salahku yang telah memaksa untuk masuk kehidupmu. Aku sangat menyesal.